APABILA AGAMA ITU DIFAHAMI, MAKA MEREKA AKAN BAHAGIA ♥♥
Secara jujurnya saya amat kagum dengan sifat suami Wardina Safiyyah
,Ikhwan ketika beliau sekeluarga sedang berhadapan dengan ancaman
perompak, beliau masih begitu berani,utuh dan tegar mempertahankan
pegangan agamanya dengan mempertahankan maruah isterinya dan haknya
sebagai suami agar isterinya (wardina)
yang pada ketika itu dalam keadaan tidak bertudung (tak menutup aurat)
daripada tidak dilihat oleh lelaki ajnabi (asing).
Berikut adalah kata-kata yang diluahkan oleh wardina ketika kejadian:
""Sekali lagi selimut saya ditarik, seorang lagi lelaki bertopeng
bertanya “Barang kemas mana?” Ikhwan berkata “Jangan sentuh dia, dia tak
ada tudung” MasyaAllah, begitulah suami saya menjaga kehormatan saya.
Dalam saat ini pun dia tidak mahu sesiapa pun melihat ‘hak’nya. Saya
amat berbesar hati ketika itu.Maka kerana itulah luluh jantungnya
melihat gambar saya dahulu di’post’ sesuka hati di alam maya.
Kasihanilah saya dan dia. Janganlah buat begitu lagi ya? Pelihara aib
orang lain supaya aib anda dan keluarga juga dijaga. Percayalah janji
Allah itu benar, ini bukan janji manusia.**
Lihat, bagaimana
kasih sayang seorang suami yang begitu teguh menjaga agamanya dengan
memelihara maruah sang isteri dari membiarkan aurat sang isteri dari
dilihat oleh orang yang tak sepatutnya.Ini baru namanya sayang, SAYANG
YANG MEMBAWA KE SYURGA, MENJAGA ISTERI YANG DIKASIHI DENGAN MEMELIHARA
AGAMANYA AGAR SANG ISTERI TERSELAMAT DARI API NERAKA. Masyaallah,
tabarakallah.
Kepada para suami dan para bapa diluar sana, anda
pula bagaimana? sayang dan cinta itu bukan bermakna anda memberikan
kemewahan harta dan segalanya kepada apa yang dikehendaki oleh para
isteri dan anak-anak, sebaliknya, KASIH SAYANG SEBENAR adalah ANDA
MEMELIHARA MARUAH DAN HARGA DIRI MEREKA dari dilihat oleh insan-insan
yang tak sepatutnya. MENYELAMATKAN AGAMA MEREKA BERERTI MEMBAWA MEREKA
JAUH DARI API NERAKA..fikir-fikirkan
Dalam Qur’an cinta memiliki 8 pengertian berikut ini penjelasannya:
Cinta Mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan “nggemesi”.
Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan
berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli
cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.
Cinta Rahmah
adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan
siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih
memperhatikan orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri.
Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia
harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu
memaafkan kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta
antar orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap
anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam al Qur’an , kerabat disebut
al arham, dzawi al arham , yakni orang-orang yang memiliki hubungan
kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu,
disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah
diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang
disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan
darah dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim, atau silaturrahmi
artinya menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh
cinta mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir
batin-dunia akhirat.
Cinta Mail, adalah jenis cinta yang untuk
sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga
hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam
al Qur’an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang
jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung
mengabaikan kepada yang lama.
Cinta Syaghaf. Adalah cinta yang
sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang
cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa
diri dan hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan. Al Qur’an
menggunakan term syaghaf ketika mengkisahkan bagaimana cintanya
Zulaikha, istri pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf.
Cinta
Ra’fah, yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma
kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak tega
membangunkannya untuk salat, membelanya meskipun salah. Al Qur’an
menyebut term ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah
menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini kasus
hukuman bagi pezina (Q/24:2).
Cinta Shobwah, yaitu cinta buta,
cinta yang mendorong perilaku penyimpang tanpa sanggup mengelak. Al
Qur’an menyebut term ini ketika mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa
agar dipisahkan dengan Zulaiha yang setiap hari menggodanya (mohon
dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf
tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna
ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (Q/12:33)
Cinta Syauq
(rindu). Term ini bukan dari al Qur’an tetapi dari hadis yang
menafsirkan al Qur’an. Dalam Surat al `Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa
barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba. Kalimat
kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma’tsur dari Hadist riwayat
Ahmad; wa as’aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila
liqa’ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan
nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu. Menurut Ibn al Qayyim al
Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq
(rindu) adalah pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila
al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang
pecinta, hurqat al mahabbah wa il tihab naruha fi qalb al muhibbi
Cinta Kulfah, yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik
kepada hal-hal yang positif meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh
anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis
cinta ini disebut al Qur’an ketika menyatakan bahwa Allah tidak
membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, la yukallifullah
nafsan illa wus`aha (Q/2:286
No comments:
Post a Comment